MAKALAH GERAKAN MUHAMMADIYAH
“Mukaddimah A.D Pokok Pikiran Kedua: Hidup Manusia
Adalah Bermasyarakat”
OLEH KELOMPOK : II
v DENI TRIYANTO 1070300005
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah “Gerakan Muhammadiyah”
yang bertema “Mukaddimah A.D Pokok Pikiran
Kedua : Hidup Manusia adalah Bermasyarakat”.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini, penulis banyak memperoleh petunjuk serta
bimbingan yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Moeharam, BA selaku dosen pembimbing yang
telah mengajari dan memimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman
yang telah membatu dalam pembuatan makalah
Gerakan Muhammadiyah ini.
Kami
menyadari bahwa hasil makalah ini belumlah sempurna baik itu dari segi penulisan maupun segi
isinya.Namun bagi penulis hasil ini sangatlah berarti terutama dalam memenuhi
tugas perkuliahan Gerakan
Muhammadiyah dengan harapan hasilnya dapat diterima
dan bermanfaat bagi kita semua.
Untuk
itu, dalam kesempatan ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak yang tujuannya untuk kesempurnaan dalam
penulisan-penulisan selanjutnya. Semoga
apa yang telah diberikan akan mendapat imbalan dari-Nya serta akan bermanfaat
bagi semua yang membaca.
Bengkulu, November
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Kata pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar isi .................................................................................................................... iii
BAB I. Pendahuluan
A.
Latar belakang ........................................................................... 1
B.
Tujuan ....................................................................................... 2
C.
Rumusan Masalah ...................................................................... 2
BAB. II Pembahasan
A.
Pengertian hidup manusia adalah bermasyarakat.............................. 3
B.
Hubungan individu terhadap masyarakat ................................... 3
C.
Dampak dari bermasyarakat........................................................ 4
D.
Kebudayaan sebagai kehidupan bermasyarakat........................... 5
BAB III. Analisa dan Kesimpulan
A.
Kesimpulan...................................................................................
9
B.
Saran
............................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENADAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pedoman Hidup Islami
Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber
Al-Quran dan Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam
menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju
terwujudnya masyarakat utama yang diridloi Allah SWT.
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani
kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi,
mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan
bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah
hasanah (teladan yang baik).
Landasan dan sumber
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan
pengembangan dari pemikiran-pemikiran formal (baku) yang berlaku dalam
Muhammadiyah, seperti; Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah,
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Kepribadian muhammadiyah, Khittah
Perjuangan Muhammadiyah serta hasil-hasil Keputusan Majelis Tarjih.
Warga Muhammadiyah dewasa ini
memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengkayaan dalam
menjalani berbagai kegiatan sehari-hari, Tuntutan ini didasarkan atas perkembangan
situasi dan kondisi antara lain :
Kepentingan akan adanya Pedoman yang
dijadikan acuan bagi segenap anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian
dari Keyakinan Hidup Islami Dalam Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir
Jakarta 1992 yang lebih merupakan konsep filosofis.
Perubahan-perubahan sosial-politik dalam
kehidupan nasional di era reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi dalam
kehidupan ummat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah, yang
memerlukan pedoman bagi warga dan Pimpinan Persyarikatan bagaimana menjalani
kehidupan di tengah gelombang perubahan itu.
Perubahan-perubahan alam pikiran yang
cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai guna semata), materialistis
(berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi
pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan
duniawi yang sekular) dalam kehidupan modern abad ke-20 yang disertai dengan
gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21.
Penetrasi budaya (masuknya budaya asing
secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk
dan serba milintasi) yang dibawa oleh globalisasi (proses-proses
hubungan-hubungan sosial-ekonomi-politik-budaya yang membentuk tatanan sosial
yang mendunia) yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa.
1.2 Rumusan Tujuan
1.
Apa yang dimaksud dengan hidup
manusia adalah bermasyarakat
2.
Bagaimana hidup bermasyarakat
dipandang dari segi islam
1.3 tujuan
Terbentuknya perilaku
individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan
yang baik (uswah hasanah) menuju terbentuknya masyarakat utama yang diridlai
Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1, "Hidup manusia
adalah bermasyarakat".
Hidup
bermasyarkat bagi manusia adalah sunna¬tullah seperti ditegaskan oleh Allah
dalam surat al-Hujurat ayat 13 "Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua
dalam bentuk berbangsa-bangsa dan ber¬suku-suku agar saling
kenal-mengenal."
Secara
pengalaman telah diakui oleh para cer¬dik-cendekiawan, bahwa kehidupan manusia
selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia didorong berbagai dorongan,
seperti dorongan spirituil, do¬rongan intelektuil, dorongan biologis, ataupun
do¬rongan harga diri. Karena kenyataan serupa itu Aris¬toteles memandang
manusia sebagai makhluk bermasya¬rakat (Zoon politikon ).
Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi. Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan sesama manusia, bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia maka bagaimanapun juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia tidak akan mFSnpunyai nilai bila sifat kehidupannya hanya semata-mata berguna bagi dirinya sendiri. Nilai seseorang akan ditentu¬kan oleh ukuran seberapa jauh ia memberikan pengor¬hanan dan darma baktinya dalam upaya membina keles¬tarian hidup bersama. Jadi hanya dengan hidup ber¬masyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manu¬sia.
Hubungan pengertian antara pokok pikiran per¬tama dengan pokok pikiran kedua adalah erat sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi dengan jiwa tauhid merupakan unsur pokok dalam mem¬bentuk dan mewujudkan suatu masyarakat yang baik, ter
atur
lagi tertib.
Kehidupan Bermasyarakat
Islam mengajarkan agar setiap muslim
menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sesama seperti dengan tetangga maupun
anggota masyarakat lainnya masing-masing dengan memelihara hak dan kehormatan
baik dengan sesame muslim maupun dengan non-muslim, dalam hubungan ketetanggaan
bahkan Islam memberikan perhatian sampai ke area rumah yang dikategorikan
sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya. Setiap keluarga dan anggota
keluarga Muhammadiyah harus menunjukkan keteladanan dalam bersikap baik kepada
tetangga, memelihara kemuliaan dan memuliakan tetangga, bermurah-hati kepada
tetangga yang ingin menitipkan barang atau hartanya, menjenguk bila tetangga
sakit, mengasihi tetangga sebagaimana mengasihi keluarga/diri sendiri,
menyatakan ikut bergembira/senang hati bila tetangga memperoleh kesuksesan,
menghibur dan memberikan perhatian yang simpatik bila tetangga mengalami
musibah atau kesusahan, menjenguk/melayat bila ada tetangga meninggal dan ikut
mengurusi sebagaimana hak-hak tetangga yang diperlukan, bersikap pemaaf dan
lemah lembut bila tetangga salah, jangan selidik-menyelidiki
keburukan-keburukan tetangga, membiasakan memberikan sesuatu seperti makanan
dan oleh-oleh kepada tetangga, jangan menyakiti tetangga, bersikap kasih sayang
dan lapang dada, menjauhkan diri dari segala sengketa dan sifat tercela,
berkunjung dan saling tolong menolong, dan melakukan amar ma'ruf nahi munkar
dengan cara yang tepat dan bijaksana. Dalam bertetangga dengan yang berlainan
agama juga diajarkan untuk bersikap baik dan adil, mereka berhak memperoleh
hak-hak dan kehormatan sebagai tetangga, memberi makanan yang halal dan boleh
pula menerima makanan dari mereka berupa makanan yang halal, dan memelihara
toleransi sesuai dengan prinsi-prinsip yang diajarkan Agama Islam.
1)
Hubungan antara individu dalam
kehidupan bermasyarakat
Individu berasal dari kata latin yaitu individuum yang
“ berarti tak terbagi”. Dengan kata lain individu adalah seseorang yang
memiliki kepribadian serta memiliki pola tingkah laku yang berbeda antara satu
dengan yang lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat seorang individu pasti
membutuhkan orang lain dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dimulai dari
lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga kemudian ke lingkungan yang lebih
besar ( masyarakat ). Cara ini juga dibutuhkan untuk mempererat hubungan antar
sesama individu. Hubungan timbal balik sangat terlihat dalam bermasyarakat.
Misalnya, jika hari ini seseorang berbuat baik menolong tetangganya yang sedang
kesusahan maka pada suatu hari nanti apabila ia menemui kesulitan maka
para tetangganya pun tidak akan melupakan kebaikannya dan pasti akan
menolong.
2)
Dampak dari bersosialisasi dengan
lingkungan bermasyarakat
“Dengan siapa kita bergaul akan sangat memengaruhi
cara kita hidup dan berpikir.” Maksud dari kutipan tersebut adalah
dengan siapa kita bergaul atau berinterkasi dalam kehidupan bermasyarakat ini
akan sangat berpengaruh pada cara pikir
serta cara hidup kita. Maksudnya adalah jika kita bergaul dengan lingkungan
yang melakukan hal – hal postif, maka tingkah laku, bola berpikir akan
melakukan hal – hal positif. Namun jika kita bergaul dengan lingkungan yang
bersifat negatif maka tingkah laku, bola berpikir akan negatif
Ø
Dampak Positif
·
Mempererat persaudaraan dengan
individu lain
·
Saling menghormati dan menghargai
antar individu
·
Saling tolong menolong antar individu
·
Bisa menjadi panutan bagi individu
lain
Ø
Dampak Negatif
·
Tidak ada rasa saling menghormati
antar individu
·
Membicarakan hal-hal yang tidak baik yang bisa
menimbulkan fitnah
·
Tidak ada kerukunan antar individu
2.3 Kebudayaan sebagai bagian dari kehidupan
bermasyarakat
Kebudayaan yang diterapkan seseorang
dalam kehidupan sehari-harinya merupakan suatu kebiasaan dari daerah tersebut. Maka jika ingin dihargai dalam kehidupan bermasyarakat
hendaknya kita menghormati adat istiadat tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aspek dari individu, keluarga,
masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan.
Kesemuanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga,
masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Dalam kehidupan
sosial, manusia pasti saling membutuhkan satu sama lain agar tercapai semua
kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu hendaklah membina hubungan baik antar
sesama manusia.
3.2 Saran
Hendaklah berhati – hati dalam membina
sebuah hubungan dalam bermasyarakat. Pilihlah yang
bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al Asy’ari,
Deny. 2005. Pemberontakan Kaum Muda Muhammadiyah. Yogyakarta:
Resist Book.
Pasha,
Mustafa, Kamal, dan Ahmad Adaby Darban. 2002. Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam. Yogyakarta: LPPI.
Pimpinan
Pusat Muhammadiyah. 2005. AD/ART Muhammadiyah. Yogyakarta. Suara
Muhammadiyah
Rais, Muhammad Amien. 1998. Suksesi dan Keajaiban
Kekuasaan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar . 31-1-2008