Vrydag 14 Junie 2013

GERAKAN MUHAMMADIYAH "Hidup Manusia Adalah Bermasyarakat”


MAKALAH GERAKAN MUHAMMADIYAH
Mukaddimah A.D Pokok Pikiran Kedua: Hidup Manusia Adalah Bermasyarakat







OLEH KELOMPOK   : II
v DENI TRIYANTO       1070300005                       





PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2012
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah “Gerakan Muhammadiyah” yang bertema “Mukaddimah A.D Pokok Pikiran Kedua : Hidup Manusia adalah Bermasyarakat”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini, penulis banyak memperoleh petunjuk serta bimbingan yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bpk. Moeharam, BA selaku dosen pembimbing yang telah mengajari dan memimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
2.      Teman-teman yang telah membatu dalam pembuatan makalah Gerakan Muhammadiyah ini.
Kami menyadari bahwa hasil makalah ini belumlah sempurna  baik itu dari segi penulisan maupun segi isinya.Namun bagi penulis hasil ini sangatlah berarti terutama dalam memenuhi tugas perkuliahan Gerakan Muhammadiyah dengan harapan hasilnya dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak yang tujuannya untuk kesempurnaan dalam penulisan-penulisan selanjutnya. Semoga apa yang telah diberikan akan mendapat imbalan dari-Nya serta akan bermanfaat bagi semua yang membaca.

                                                                                     Bengkulu,  November 2012

                                                             Penyusun



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...........................................................................................................  i
Kata pengantar ...........................................................................................................  ii
Daftar isi ....................................................................................................................  iii
BAB I. Pendahuluan
A.     Latar belakang ...........................................................................  1
B.     Tujuan .......................................................................................  2
C.     Rumusan Masalah ......................................................................  2
BAB. II Pembahasan
A.     Pengertian hidup manusia adalah bermasyarakat..............................      3
B.     Hubungan individu terhadap masyarakat ................................... 3
C.     Dampak dari bermasyarakat........................................................ 4
D.     Kebudayaan sebagai kehidupan bermasyarakat........................... 5

BAB III. Analisa dan Kesimpulan
A.     Kesimpulan................................................................................... 9
B.     Saran ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENADAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber Al-Quran dan Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridloi Allah SWT.
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik).
 
Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan pengembangan dari pemikiran-pemikiran formal (baku) yang berlaku dalam Muhammadiyah, seperti; Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Matan Kepribadian muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah serta hasil-hasil Keputusan Majelis Tarjih.
 Warga Muhammadiyah dewasa ini memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengkayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari, Tuntutan ini didasarkan atas perkembangan situasi dan kondisi antara lain :
Kepentingan akan adanya Pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup Islami Dalam Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih merupakan konsep filosofis.
Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan ummat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah, yang memerlukan pedoman bagi warga dan Pimpinan Persyarikatan bagaimana menjalani kehidupan di tengah gelombang perubahan itu.
Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi pada nilai guna semata), materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan duniawi yang sekular) dalam kehidupan modern abad ke-20 yang disertai dengan gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21.
Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme (kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba milintasi) yang dibawa oleh globalisasi (proses-proses hubungan-hubungan sosial-ekonomi-politik-budaya yang membentuk tatanan sosial yang mendunia) yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa. 

1.2 Rumusan Tujuan
1.      Apa yang dimaksud dengan hidup manusia adalah bermasyarakat
2.      Bagaimana hidup bermasyarakat dipandang dari segi islam

1.3 tujuan
Terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terbentuknya masyarakat utama yang diridlai Allah SWT.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1, "Hidup manusia adalah bermasyarakat".
Hidup bermasyarkat bagi manusia adalah sunna¬tullah seperti ditegaskan oleh Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13 "Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua dalam bentuk berbangsa-bangsa dan ber¬suku-suku agar saling kenal-mengenal."
Secara pengalaman telah diakui oleh para cer¬dik-cendekiawan, bahwa kehidupan manusia selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia didorong berbagai dorongan, seperti dorongan spirituil, do¬rongan intelektuil, dorongan biologis, ataupun do¬rongan harga diri. Karena kenyataan serupa itu Aris¬toteles memandang manusia sebagai makhluk bermasya¬rakat (Zoon politikon ).

            Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi. Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan sesama manusia, bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia maka bagaimanapun juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia tidak akan mFSnpunyai nilai bila sifat kehidupannya hanya semata-mata berguna bagi dirinya sendiri. Nilai seseorang akan ditentu¬kan oleh ukuran seberapa jauh ia memberikan pengor¬hanan dan darma baktinya dalam upaya membina keles¬tarian hidup bersama. Jadi hanya dengan hidup ber¬masyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manu¬sia.
            Hubungan pengertian antara pokok pikiran per¬tama dengan pokok pikiran kedua adalah erat sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi dengan jiwa tauhid merupakan unsur pokok dalam mem¬bentuk dan mewujudkan suatu masyarakat yang baik, ter
atur lagi tertib.


         Kehidupan Bermasyarakat
Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya masing-masing dengan memelihara hak dan kehormatan baik dengan sesame muslim maupun dengan non-muslim, dalam hubungan ketetanggaan bahkan Islam memberikan perhatian sampai ke area  rumah yang dikategorikan sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya. Setiap keluarga dan anggota keluarga Muhammadiyah harus menunjukkan keteladanan dalam bersikap baik kepada tetangga, memelihara kemuliaan dan memuliakan tetangga, bermurah-hati kepada tetangga yang ingin menitipkan barang atau hartanya, menjenguk bila tetangga sakit, mengasihi tetangga sebagaimana mengasihi keluarga/diri sendiri, menyatakan ikut bergembira/senang hati bila tetangga memperoleh kesuksesan, menghibur dan memberikan perhatian yang simpatik bila tetangga mengalami musibah atau kesusahan, menjenguk/melayat bila ada tetangga meninggal dan ikut mengurusi sebagaimana hak-hak tetangga yang diperlukan, bersikap pemaaf dan lemah lembut bila tetangga salah, jangan selidik-menyelidiki keburukan-keburukan tetangga, membiasakan memberikan sesuatu seperti makanan dan oleh-oleh kepada tetangga, jangan menyakiti tetangga, bersikap kasih sayang dan lapang dada, menjauhkan diri dari segala sengketa dan sifat tercela, berkunjung dan saling tolong menolong, dan melakukan amar ma'ruf nahi munkar dengan cara yang tepat dan bijaksana. Dalam bertetangga dengan yang berlainan agama juga diajarkan untuk bersikap baik dan adil, mereka berhak memperoleh hak-hak dan kehormatan sebagai tetangga, memberi makanan yang halal dan boleh pula menerima makanan dari mereka berupa makanan yang halal, dan memelihara toleransi sesuai dengan prinsi-prinsip yang diajarkan Agama Islam.  

1)      Hubungan antara individu dalam kehidupan bermasyarakat
Individu berasal dari kata latin yaitu individuum yang “ berarti tak terbagi”. Dengan kata lain individu adalah seseorang yang memiliki kepribadian serta memiliki pola tingkah laku yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan bermasyarakat seorang individu pasti membutuhkan orang lain dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dimulai dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga kemudian ke lingkungan yang lebih besar ( masyarakat ). Cara ini juga dibutuhkan untuk mempererat hubungan antar sesama individu. Hubungan timbal balik sangat terlihat dalam bermasyarakat. Misalnya, jika hari ini seseorang berbuat baik menolong tetangganya yang sedang kesusahan  maka pada suatu hari nanti apabila ia menemui kesulitan maka para tetangganya pun tidak akan melupakan kebaikannya dan pasti akan menolong. 

2)      Dampak dari bersosialisasi dengan lingkungan bermasyarakat
“Dengan siapa kita bergaul akan sangat memengaruhi cara kita hidup dan berpikir.” Maksud dari kutipan tersebut adalah dengan siapa kita bergaul atau berinterkasi dalam kehidupan bermasyarakat ini akan sangat berpengaruh pada cara pikir serta cara hidup kita. Maksudnya adalah jika kita bergaul dengan lingkungan yang melakukan hal – hal postif, maka tingkah laku, bola berpikir akan melakukan hal – hal positif. Namun jika kita bergaul dengan lingkungan yang bersifat negatif maka tingkah laku, bola berpikir akan negatif

Ø  Dampak Positif
·         Mempererat persaudaraan dengan individu lain
·         Saling menghormati dan menghargai antar individu
·         Saling tolong menolong antar individu
·         Bisa menjadi panutan bagi individu lain
                                                  
Ø  Dampak Negatif 
·         Tidak ada rasa saling menghormati antar individu
·          Membicarakan hal-hal yang tidak baik yang bisa menimbulkan fitnah
·         Tidak ada kerukunan antar individu

2.3 Kebudayaan sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat
Kebudayaan yang diterapkan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya merupakan suatu kebiasaan dari daerah tersebut. Maka jika ingin dihargai dalam kehidupan bermasyarakat hendaknya kita menghormati adat istiadat tersebut









BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Aspek dari individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Kesemuanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Dalam kehidupan sosial, manusia pasti saling membutuhkan satu sama lain agar tercapai semua kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu hendaklah membina hubungan baik antar sesama manusia.  

3.2 Saran
Hendaklah berhati – hati dalam membina sebuah hubungan dalam bermasyarakat. Pilihlah yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat



















DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al Asy’ari, Deny. 2005. Pemberontakan Kaum Muda Muhammadiyah. Yogyakarta:          Resist Book.
Pasha, Mustafa, Kamal, dan Ahmad  Adaby Darban. 2002. Muhammadiyah sebagai         Gerakan Islam. Yogyakarta: LPPI.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2005. AD/ART  Muhammadiyah. Yogyakarta. Suara      Muhammadiyah
Rais, Muhammad Amien. 1998. Suksesi dan Keajaiban Kekuasaan.Yogyakarta: Pustaka   Pelajar . 31-1-2008



Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking